HUT Kota Yogyakarta
SELAMAT DAN SUKSES
Pemerintah Kota Yogyakarta telah melaksanakan acara “Murwakani Pahargyan Ambal Warsa Kaping 256 Kutho Ngayogyakarta” sebagai penanda dimulainya kesemarakan rangkaian peringatan HUT ke 256 Kota Yogyakarta, pada Jumat (5/10) Sore.
Acara yang dilaksanakan di pelataran Monumen Batik ditandai prosesi pemasangan penjor oleh Walikota Yogyakarta di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Selain itu juga dilaksanakan pemotongan tumpeng untuk selanjutanya diserahkan kepada lurah setempat, dalam hal ini lurah Ngupasan sebagai simbol bahwa HUT Kota Yogya adalah gawenya semua lapisan masyarakat Kota Yogya.
Sebagai penanda kesemarakan Kota Yogya dalam menyambut HUT Kota Yogyakarta, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, mengatakan bahwa penjor-penjor tersebut dipasang disepanjang JL Malioboro dari utara ke selatan karena Malioboro sebagai jantung Kota Yogyakarta.
“Ada 50 penjor yang dipasang dalam satu kawasan Malioboro dan pemasangan penjor ini adalah sebagai pertanda mengawali suatu kegiatan. Karenanya harapannya dengan memulai pemasangan penjor dan memulai rangkaian HUT Kota maka segala macam aktifitas kegiatan hari ulang tahun termasuk kesemarakan wilayah dimulai” tegas Aman Yuriadjijaya.
Di lain pihak, seniman DR. Timbul R, turut serta memamerkan 17 karya seninya di sepanjang Malioboro sebagai simbolisasi Malioboro sebagai instalasi seni juga turut diresmikan pada prosesi pemasangan penjor tesrebut
lang tahun Yogyakarta yang jatuh pada tanggal 7 Oktober 2012 kemarin, menggelar sebuah upacara dengan nuansa budaya Jawa pada malam hari di halaman Balaikota. Acara upacara ini terbilang berbeda dan meriah karena melibatkan sekitar 5.000 peserta yang merupakan warga Yogyakarta dari berbagai kalangan mengenakan pakaian adat.
Aksi seni yang ditampilkan oleh 7 kampung wisata Yogyakarta merupakan salah satu atraksi yang dalam acara HUT Yogya yang ke-256, namun sebelumnya acara dimulai dengan penghormatan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang merupakan Inspektur acara ini. Penghormatan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok seni-budaya yang terbentuk dari 14 wilayah kecamatan di Yogyakarta.
Dalam sambutan yang diberikan, Sri Sultan Hamengku Buwono mengucapkan ikrar yang diikuti oleh seluruh masyarakat yang menghadiri acara ini. Ikrar tersebut merupakan janji rakyat Yogyakarta yang intinya menciptakan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menjalankan Semangat Gotong Agawe Majune Ngayogyakarta (Segoro Amarto) di kehidupan setiap hari.
Pertunjukan-pertunjukan lainnya yang ditampilkan seperti pertunjukan sendratari sambil menggotong replika Tugu Yogya dan bendera berbagai warna yang ditampilkan oleh puluhan warga dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Tema yang diusung dalam penampilan tersebut adalah semangat Segoro Amarto yang dijadikan sebagai semangat seluruh masyarakat Yogyakarta.
Sumber Kedaulatan Rakyat.