PJ. WALIKOTA YOGYAKARTA RESMIKAN

Setelah kampung-kampung di wilayah Kota Yogyakarta, kali ini gerakan Mbah Dirjo (Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja) mulai diterapkan di pondok pesantren untuk menekan jumlah sampah dari sumbernya.
Hal tersebut disampaikan Penjabat Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo, saat meresmikan bantuan "Mbah Dirjo" bagi 7 pondok pesantren, Senin 8 Rabiul Akhir 1445 (23/10/2023) bertempat di Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. Pondok pesantren yang notabenenya dihuni oleh ratusan santri tentu akan menghasilkan sampah yang banyak. Untuk itu salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dan menekan jumlah sampah adalah dengan pemanfaatan biopori jumbo.
"Kami bekerja sama dengan BAZNAS Kota Yogyakarta untuk memberikan bantuan berupa biopori jumbo kepada pondok pesantren yang menjadi percontohan dalam pengelolaan dan pengolahan sampah organik" ujarnya. Ketua BAZNAS Kota Yk, Drs.H.Syamsul Azhari menyampaikan, untuk memperingati Hari Santri Nasional selain pemberian bantuan biopori jumbo juga dilakukan bersih-bersih pondok pesantren di Kota Yogyakarta bekerja sama dengan komunitas pecinta masjid. Selain itu juga memberikan bantuan jariyah santri TKA/TPA kurang mampu sebesar Rp 625.500.000, bantuan kepada Pesantren Nurul Ummah sebesar Rp.3.000.000 dan Yaketunis Rp.3.500.000. Sementara itu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Ummah Nur Hadi mengatakan, bantuan biopori jumbo menjadi solusi dalam mengatasi masalah sampah di pondok pesantren yang dihuni oleh 824 santri. 
"Masalah sampah menjadi satu hal yang belum terselesaikan sampai sekarang, dengan adanya bantuan biopori jumbo ini tentu menjadi jawaban bagaimana pondok pesantren bersama BAZNAS Kota Yk dan Pemkot Yk bergandengan tangan untuk mengelola dan mengolah sampah dari sumbernya, dengan harapan ke depan makin banyak pondok pesantren yang juga melakukannya," katanya.
================
*Tunaikan zakat melalui BAZNAS Kota Yogyakarta, klik link: