Jejak Sejarah Masjid Al-Aqsa, Simbol Keagungan Islam

Masjid Al-Aqsa, terletak di Kota Yerusalem di Palestina, adalah salah satu tempat suci umat Islam yang memiliki nilai historis dan makna mendalam. Ia berada di satu kawasan Al-Haram Al-Syarif yang yang mencakup Masjid Al-Aqsa, Dome of The Rock, Masjid Al-Qibli dan seluruh area terbuka di sekitarnya. Oleh karena itu, sering terjadi salah kaprah antara Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock. Secara visual, Masjid Al-Aqsa adalah seluruh area kawasan masjid yang meliputi beberaap masjid di dalamnya seperti Masjid Qibli, Qubatush Shakhrah, Dinding Buraq, Mushola Marwani. Sementara itu, masjid berkubah emas yang seringkali jadi ikon Al-Aqsa adalah salah satu bagian saja dari kawasan Masjidil Al-Aqsa. Masjid berkubah emas ini dikenal sebagai Dome of The Rock (Qubatush Shakhrah). Sebagai kiblat pertama umat Islam dan tempat terjadinya peristiwa Isra' Mi'raj, Masjid Al-Aqsa menjadi simbol keagungan Islam.

Sejarah Masjid Al-Aqsa

Menurut beberapa riwayat, Nabi Yakub AS adalah orang pertama yang membangun tempat ibadah di lokasi Masjid Al-Aqsa yakni kawasan Baitul Maqdis. Kemudian, Nabi Sulaiman AS memperluas dan memperindah bangunan tersebut.

Setelah Islam datang, Masjid Al-Aqsa menjadi salah satu tempat suci utama. Khalifah Umar bin Khattab RA adalah orang pertama yang membangun masjid sederhana di lokasi ini setelah penaklukan Yerusalem pada tahun 638 M. Kemudian, pada masa Dinasti Umayyah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan membangun Kubah Batu (Dome of The Rock) dan putranya, Al-Walid, membangun dan memperluas Masjid Al-Aqsa seperti yang kita kenal sekarang.

Peristiwa Isra' Mi'raj  

Masjid Al-Aqsa menjadi saksi peristiwa agung Isra' Mi'raj. Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa, kemudian naik ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra' ayat 1:  

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Proses Renovasi Masjid

Sepanjang sejarahnya, Masjid Al-Aqsa mengalami beberapa kali kerusakan akibat gempa bumi dan peristiwa lainnya. Gempa bumi pada tahun 746 M menghancurkan masjid ini, dan kemudian dibangun kembali oleh Khalifah Abbasiyah Al-Mansur pada tahun 758 M. Pembangunan ini dilanjutkan oleh penerusnya, Al-Mahdi, pada tahun 780 M, yang memperluas masjid menjadi lima belas lorong dengan kubah pusat. Namun, gempa bumi pada tahun 1033 M kembali merusak masjid, dan dibangun ulang oleh Khalifah Fatimiyah Al-Zahir pada tahun 1035 M, mengurangi jumlah lorong menjadi tujuh tetapi menambahkan dekorasi interior yang kaya.

Selama Perang Salib pada abad ke-12, Masjid Al-Aqsa diubah menjadi markas bagi Ordo Ksatria Templar dan digunakan sebagai istana oleh Raja Baldwin II. Setelah Yerusalem direbut kembali oleh Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1187 M, masjid ini dikembalikan fungsinya sebagai tempat ibadah umat Islam. Pada periode Mamluk dan Utsmaniyah, masjid ini mengalami renovasi dan penambahan berbagai elemen arsitektur, termasuk pembangunan menara dan dekorasi interior.

Arsitektur dan Fitur Utama

Masjid Al-Aqsa memiliki luas sekitar 14,4 hektar, dengan bangunan utama yang dapat menampung hingga 5.000 jamaah. Masjid ini memiliki tujuh lorong dengan deretan tiang yang menopang atapnya. Fasad masjid yang ada saat ini dibangun pada tahun 1065 M atas perintah Khalifah Fatimiyah Al-Mustansir Billah, dengan lengkungan batu yang menampilkan gaya Romawi. Interior masjid dihiasi dengan 121 jendela kaca patri dari era Abbasiyah dan Fatimiyah, serta mosaik dan marmer yang memperkaya dekorasinya.

Salah satu elemen penting dalam masjid ini adalah mimbar yang awalnya dibuat atas perintah Sultan Nuruddin Zengi pada abad ke-12. Mimbar ini dibuat dari gading dan kayu yang diukir dengan kaligrafi Arab serta desain geometris dan floral. Setelah dihancurkan dalam kebakaran tahun 1969, mimbar ini digantikan dengan replika yang dibuat di Yordania dan dipasang pada tahun 2007. 

Hikmah di Balik Keberadaan Masjid Al-Aqsa

1. Simbol Persatuan Umat Islam

Masjid Al-Aqsa adalah simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia. Sebagai salah satu dari tiga masjid suci (selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi), Al-Aqsa menjadi tempat yang dikunjungi dan dihormati oleh muslim dari berbagai belahan dunia.

2. Pengingat akan Kekuasaan Allah SWT  

Keberadaan Masjid Al-Aqsa mengingatkan kita akan kekuasaan Allah SWT yang mampu memindahkan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Yerusalem dalam waktu singkat pada peristiwa isra’ mi’raj. Ini juga mengajarkan kita untuk selalu mengingat kebesaran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

3. Ujian Keimanan 

Masjid Al-Aqsa menjadi ujian keimanan bagi umat Islam. Di tengah upaya-upaya untuk menguasai dan merusaknya, umat Islam diuji untuk tetap menjaga dan mempertahankan kemuliaan masjid ini.

4. Pelajaran tentang Kesabaran dan Keteguhan

Sejarah panjang Masjid Al-Aqsa, termasuk berbagai penaklukan dan konflik, mengajarkan kita tentang kesabaran dan keteguhan dalam mempertahankan nilai-nilai Islam.

*Tunaikan zakat, infaq, sedekah melalui Kantor Digital BAZNAS Kota Yogyakarta.
https://kotayogya.baznas.go.id/bayarzakat  
Kunjungi juga website: https://baznas.jogjakota.go.id 

Editor : Ashifuddin Fikri

Writer : Nur Isnaini Masyithoh