Kafarat Ila
Dalam Bahasa Arab, kafaratnya juga disebut sebagai kaffarah, yang berasal dari kata kafran, yang berarti menutupi. Di sini, menutupi berarti menutupi dosa yang telah melanggar hukum Islam. Dengan demikian, kafarat adalah tindakan yang dilakukan untuk menutupi dosa yang telah dilakukan sebelumnya agar hukuman atas perbuatan dosa tersebut tidak begitu berat.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kafarat memiliki berbagai jenis dan cara pembayarannya. Kafarat ila adalah sanksi yang harus diterima suami jika melanggar sumpahnya untuk menggauli istrinya. Pada masa lalu, para suami memperlakukan istrinya dengan kasar. Ila berada di jahiliyah selama lebih dari dua tahun, sehingga tidak jelas berapa lama istri digantung. Setelah turun Surah Al Baqarah ayat 226 – 227 tentang ila, maka suami yang mengila istrinya diberikan waktu tangguh 4 bulan. Jika ia ingin kembali maka membayar kafarat. Berikut arti dari surah Al Baqarah ayat 226 – 227 :
“Bagi orang yang meng-ila` istrinya harus menunggu empat bulan. Kemudian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan jika mereka berketetapan hati hendak menceraikan, maka sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
Kondisi dari kafarat ila ini sebenarnya cukup spesifik, namun dalam situasi umum kafarat ini bisa dibayarkan dalam kondisi sumpah palsu suami. Dengan kata lain, suami sudah bersumpah untuk tidak menggauli istrinya setiap saat. Untuk kebutuhan nadzhar, misalnya. Namun, suaminya melanggar sumpahnya. Kemudian, menggauli istrinya dalam jumlah waktu yang tidak terbatas. Akibatnya, perlu membayar kafarat ila. Oleh karena itu, Konsekuensinya sang suami harus membayar kafarat yang jenisnya sama dengan kafarat melanggar sumpah yaitu berdasarkan surat Al-Maidah ayat 89 yaitu memerdekakan seorang budak, atau memberi makan 10 orang miskin masing-masing 1 mud, atau memberi pakaian kepada 10 orang miskin, atau puasa 3 hari.